Olympique Lyonnais (OL) sedang berada di ujung tanduk. Ancaman degradasi ke divisi kedua membayangi, dan satu-satunya jalan keluar adalah meyakinkan Direction Nationale du Contrôle de Gestion (DNCG) dengan jaminan finansial yang kuat. Ini berarti, penjualan pemain adalah harga mati. Namun, di tengah urgensi ini, ada satu nama yang justru membuat OL terkesan bertele-tele: Adryelson.
Bek tengah asal Brasil ini didatangkan dengan harga €3,5 juta dari Botafogo pada Januari 2024, klub yang juga dimiliki oleh John Textor. Sayangnya, Adryelson gagal total menembus skuad utama OL. Sempat dipinjamkan ke Anderlecht untuk mencari performa terbaiknya, ia tetap tak mampu meyakinkan klub Belgia tersebut untuk mengaktifkan opsi pembelian senilai €6 juta.
Bertahan atau Terdegradasi: Pilihan Sulit OL
John Textor sendiri telah meletakkan jabatannya sebagai presiden klub, digantikan oleh Michele Kang, dalam upaya memperbaiki situasi. Beberapa bintang OL seperti Malick Fofana, Corentin Tolisso, dan Lucas Perri memang memiliki nilai jual tinggi. Namun, menjual mereka berarti mengorbankan kualitas tim yang vital untuk Paulo Fonseca jika OL berhasil bertahan di Ligue 1.
Oleh karena itu, strategi yang lebih masuk akal adalah melepas pemain-pemain yang nilai jualnya tidak terlalu fantastis, tetapi kepergian mereka tidak akan terlalu berdampak pada kekuatan tim. Di sinilah nama Adryelson kembali mencuat.
Tolak Tawaran, Lyon Berjudi dengan Waktu?
Menurut laporan dari UOL Esporte, Adryelson yang kini berusia 27 tahun, diminati oleh dua klub Brasil, Santos dan Grêmio. Namun, sang pemain enggan kembali ke kampung halamannya. Lebih mengejutkan lagi, tawaran dari Olympiakos dan Al-Jazira juga telah masuk, namun OL menolaknya mentah-mentah.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Lyon masih mengharapkan lebih dari €3 juta untuk Adryelson, enggan menjualnya dengan harga obral. Di tengah tekanan DNCG yang semakin menguat, keputusan ini terasa seperti sebuah perjudian. Akankah penolakan ini menjadi bumerang bagi Lyon dan memperkecil peluang mereka untuk tetap berkiprah di kasta tertinggi sepak bola Prancis? Waktu akan menjawabnya.